Copas from My Facebook Note:
writed : 24 November 2009 jam 6:52
writed : 24 November 2009 jam 6:52
Gerimis pagi hari di Surabaya.
Awan hitam sedari tadi terus menggelayut manja di pelukan langit. Meneteskan butiran-butiran air suci ke pangkuan bumi pertiwi.
Suasana Surabaya kota tuaku ini menjadi hening. Membuat pikirku menerawang masuki dimensi waktu di Kota Bayu tercinta.
Indah nian pagi ini...
Masih di bulan yang sama dengan kala itu. Gerimis pun turun di pagi yang sama.
Ketika seragam abu-abu putih masih melekat di tubuh ini, ketika masih belum terpikirkan olehku untuk merantau ke kota orang, ketika segelas teh hangat tanda kasih seorang ibu masih selalu tersedia di atas meja di depan rumah ketika pagi menjelang, dan ketika ku harus tetap pergi menerobos butiran-butiran air suci dari langit di pagi itu.
Aroma segar tanah bercampur air tercium mengiringiku bergerak dan terus kupacu kuda besi jinggaku. Tak pernah dia mengeluh, setia menemani tuannya menjemput sang kekasih hati.
Awan hitam sedari tadi terus menggelayut manja di pelukan langit. Meneteskan butiran-butiran air suci ke pangkuan bumi pertiwi.
Suasana Surabaya kota tuaku ini menjadi hening. Membuat pikirku menerawang masuki dimensi waktu di Kota Bayu tercinta.
Indah nian pagi ini...
Masih di bulan yang sama dengan kala itu. Gerimis pun turun di pagi yang sama.
Ketika seragam abu-abu putih masih melekat di tubuh ini, ketika masih belum terpikirkan olehku untuk merantau ke kota orang, ketika segelas teh hangat tanda kasih seorang ibu masih selalu tersedia di atas meja di depan rumah ketika pagi menjelang, dan ketika ku harus tetap pergi menerobos butiran-butiran air suci dari langit di pagi itu.
Aroma segar tanah bercampur air tercium mengiringiku bergerak dan terus kupacu kuda besi jinggaku. Tak pernah dia mengeluh, setia menemani tuannya menjemput sang kekasih hati.
 |
| gerimis pagi hari |
Indah nian pagi ini...
Masih di bulan yang sama dengan kala itu. Ketika hangat tangannya masih kurasakan melingkar di pinggang ini, menjadi senjataku menerobos dinginnya gerimis pagi hari. Ketika senyumnya selalu menjadi penghangat hatiku,dan ketika tutur manjanya masih menjadi penghiburku. Dan ketika itu pulalah aku bersyukur masih bisa memilikinya di hatiku.
Masih di bulan yang sama dengan kala itu. Ketika hangat tangannya masih kurasakan melingkar di pinggang ini, menjadi senjataku menerobos dinginnya gerimis pagi hari. Ketika senyumnya selalu menjadi penghangat hatiku,dan ketika tutur manjanya masih menjadi penghiburku. Dan ketika itu pulalah aku bersyukur masih bisa memilikinya di hatiku.
 |
| aku suka suasana hujan |
Indah nian pagi ini...
Gerimis pagi turun di bulan yang sama dengan kala itu. Masa dimana aku bahagia bersamanya.
Dan terima kasih Tuhan, engkau tlah turunkan lagi gerimis yang sama di pagi ini, agar ku bisa mengingatnya kembali.
Surabaya Kota Tua, 24 November 2009.
Gerimis pagi turun di bulan yang sama dengan kala itu. Masa dimana aku bahagia bersamanya.
Dan terima kasih Tuhan, engkau tlah turunkan lagi gerimis yang sama di pagi ini, agar ku bisa mengingatnya kembali.
Surabaya Kota Tua, 24 November 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar