Tanggal 19-23 November 2012 lalu, aku bersama teman-teman dikirim oleh
perusahaanku untuk mengikuti diklat sikap, mental dan kedisiplinan di
Markas Grup-1 Kopassus Serang, Banten. Selama 5 hari disana, kami
dilatih banyak hal oleh para pelatih. Mulai dari PBB, kedisiplinan baik
dalam berjalan, berlari maupun makan, selain itu ada juga materi yang
bagiku sangat menarik, yaitu materi survival dan mountaineering.
Survival arti secara sederhana adalah bertahan hidup. Dikondisikan kita
tersesat di tengah hutan rimba, maka kita harus dapat bertahan hidup
sampai dapat menemukan pemukiman penduduk. Di dalam pelatihan survival
ini, pelatih mengajarkan apa-apa saja tumbuhan hutan yang dapat kita
makan, dan apa saja yang masuk dalam kategori beracun. Juga diajarkan
pula cara membuat perangkap yang terdiri dari 3 perangkap, yaitu
perangkap babi hutan, perangkap ayam hutan atau juga kelinci, dan
terakhir adalah perangkap burung puyuh. Pelatih mengajarkan secara
gamblang dan kita diperbolehkan bertanya sepuasnya. Dan menjelang siang
hari, tiba-tiba pelatih memberitahukan bahwa tidak ada jatah makan
siang, yang ada hanya ketela dan ular sanca yang telah disiapkan oleh
pelatih.
Kami diperintahkan untuk menguliti ular yang masih hidup itu (dikuliti
hidup-hidup lho ya, tanpa disembelih terlebih dahulu), kemudian dibakar
diatas api unggun. Jadilah siang itu kami makan siang dengan menu ular
sanca karena tidak ada pilihan lain. Sebenarnya ada perasaan ragu karena
tahu bahwa daging ular tersebut haram dalam agama Islam.
Astaghfirullah, ampuni hamba-Mu ini ya Allah...
Selama diklat, ada juga momen PLB (Pembangunan Luar Biasa) seperti
ketika aku masih menjadi anggota Paski Sekolah di SMA dulu. Yaitu, kita
dibangunkan secara tiba-tiba tengah malam oleh para pelatih. Disinilah
kami diuji soal kesiapan dan kesigapan diri menghadapi kemungkinan
terburuk yang mungkin terjadi, juga bagaimana cara kita untuk tetap
tenang menghadapi situasi super panik karena suara rentetan senjata api
dan bom yang dilontarkan oleh pelatih dalam membangunkan kami dari
tidur. Ada 1 hal lucu ketika PLB, yaitu ada salah seorang peserta yang
berbaris hanya mengenakan handuk mandi! Hahaha...., mungkin ketika PLB
dia sedang di kamar mandi ya...Untung masih pakai handuk :D
Untuk materi montaineering adalah revelling, peluncuran tali ( flying
fox ), dan pembacaan kompas siang dan kompas malam. Lumayan lah
materi-materi ini sangat menyenangkan.
Pada hari Kamis, materi yang diajarkan adalah jaring laba-laba dan
rayapan 1 tali melewati danau Kopassus. Dan malam harinya, ternyata ada
Jurig Malam. Dibentuklah berkelompok-kelompok, yang tiap kelompok
terdiri dari 3 orang. Banyak peserta yang menjerit-jerit karena
ditakut-takuti oleh pelatih menggunakan guling menyerupai pocong. Tapi
kalau bagiku jurig malam waktu itu terasa biasa saja, karena hal seperti
itu bukan hal pertama kali yang aku lakukan, dan dari segi medan yang
dilalui pun tingkat kesulitannya jauh lebih mudah dibanding perjalanan
malam dari Kalimati menuju Puncak Mahameru tempo lalu, hehehe...
Jumat paginya, saatnya upacara penutupan. Kami pun mempersembahkan
pertunjukan PBB dan beladiri yang masing-masing dibedakan dalam pleton
yang berbeda. Aku sendiri masuk dalam pleton bela diri. Alhamdulillah,
semua berjalan lancar dari awal sampai akhir, dan kami pun dapat kembali
ke rumah masing-masing...
HAPPY NICE WEEK... :)
Piagam penghargaan dari KOPASSUS :) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar