Total Tayangan Halaman

Selasa, 01 Januari 2013

MAHAMERU

Kujelajahi malam,
dalam beku Arcapada,
lewati batas-batas hutanmu,
tanggalkan keangkuhan ego duniawi.

Tak peduli desah nafas terus memburu,
ataupun mata yang terasa berat tuk menatap,
ku terus melaju, cumbui pasirmu
dengan yakin sebagai kompasku.


Pagi itu matahari tiba dari balik punggungmu,
aku pun datang kepadamu,
disambut hamparan awan yang datang berselimut dingin,
di istanamu yang berikanku damai

Pun udara dingin pagi ini masih tetap sama,
tatkala ku bertamu ke istana megahmu,
di ujung tanah tertinggi Jawa,
waktu itu.

Istana di atas awan,
indah nan rupawan, bernama MAHAMERU
bak cerita negeri dongeng,
ataukah semua cerita dongeng bermula dari sini?

Kemanapun mata memandang,
gugusan gunung-gunung dibawah seakan bersujud menyembahmu
mereka tunduk akan kharismamu, Mahameru.

Sungguh,
aku kagum padamu Mahameru,
kau berdiri kokoh tak tergantikan
menjulang tinggi menembus awan.

Rasanya,
tak ada habisnya aku mengagumimu, Semeru
tak pernah kan kulupa,
bagaimana kau menjamuku di tanah surgamu,
Ranu Kumbolo.
Juga padang ilalangmu Oro-Oro Ombo.

Doaku, suatu saat ku kan kembali mengunjungimu,
mengumpulkan puing-puing hatiku,
yang masih tertinggal di sudut-sudut taman surgamu,
Semeru ku.

(R. Rendi Pramadiansyah S., 1 Januari 2013)

*Puisi ini ku buat untuk mengenang perjalanan Kalimati-Arcapada-Puncak Mahameru, melewati Oro-Oro Ombo hingga kembali ke Ranu Kumbolo. That is the great moment in my life. Thanks Allah... :)

Kami mendaki karena kami menghargai hidup


Kan kukumpulkan puing-puing hatiku,
yang masih tertinggal di sudut-sudut taman surgamu,
Semeru ku.

2 komentar: